Ketika Jiwa Berhenti Berbisik

Axelia, tak lagi mengenali suara hatinya sendiri. Yang dulu lembut, penuh rasa, kini berubah hening, terlalu hening. Ia terbiasa memendam, terbiasa menguatkan dirinya sendiri, hingga suatu hari ia sadar jika jiwanya tak lagi berbisik, hanya diam tanpa perlawanan. Orang-orang melihatnya berjalan biasa, tersenyum seperti biasa. Tak ada yang tahu bahwa di dalam dirinya, ada ruang kosong yang semakin melebar setiap hari. Di ambang kehilangan dirinya sendiri, ketika bayangannya di cermin tak lagi ia kenali, Axelia hanya memiliki satu pertanyaan yang terus bergema tanpa suara: apakah ia masih bisa menemukan ruang untuk merasa, atau ia telah benar-benar hilang dalam sunyinya sendiri?

-bygreensxtyna