DUA HATI SALING MENJAGA

Syafa selalu percaya bahwa mencintai berarti memberi, bukan memiliki. Sementara Rijal tumbuh dengan keyakinan bahwa perasaan hanyalah kelemahan yang harus disembunyikan. Dua hati dengan luka dan keyakinan masing-masing dipertemukan oleh sebuah kejadian tak terduga.

Pertemuan mereka terjadi di saat Syafa berada di titik terendah dalam hidupnya. Masalah yang menumpuk membuatnya kehilangan arah, hingga sebuah kejadian memaksanya berdiri sendiri dalam situasi yang tidak ia sanggup hadapi. Di saat itulah Rijal secara tak sengaja melihatnya bukan sebagai penolong, melainkan sebagai saksi dari seseorang yang sedang berusaha bertahan.

Tanpa banyak tanya, Rijal memilih membantu. Bukan dengan kata-kata manis, melainkan dengan kehadiran yang tenang dan tindakan sederhana. Sejak hari itu, Syafa menyadari bahwa ada seseorang yang memperhatikannya tanpa menghakimi. Sementara Rijal perlahan belajar bahwa peduli pada satu orang ternyata tidak seburuk yang ia kira.

Dari sebuah pertolongan yang tidak direncanakan, tumbuh kebiasaan saling menjaga. Mereka hadir satu sama lain tanpa janji, tanpa status, namun selalu ada saat dibutuhkan. Hingga akhirnya, perasaan yang selama ini mereka simpan mulai menuntut kejelasan.

Ketika masa lalu dan ketakutan kembali datang, Syafa dan Rijal harus memilih tetap menjaga dalam diam, atau berani mempertaruhkan hati demi cinta yang perlahan tumbuh.

Karena terkadang, cinta bukan tentang kata-kata, melainkan tentang dua hati yang memilih untuk tetap saling menjaga.