Tahun 2025, seorang profesor sejarah dengan suara bergetar memulai kuliahnya: "Hari ini, kita akan membahas salah satu kisah cinta paling epik dan kontroversial dalam sejarah Tiongkok kuno. Sebuah kisah yang mengubah peta kekuasaan tiga negara, dipicu bukan oleh pedang atau politik, tetapi oleh kecantikan seorang pria yang konon mampu menjatuhkan langit dan mengubur hati seorang calon kaisar."
Gu Zi Yu, tabib muda jenius berusia 17 tahun dengan kecantikan yang melampaui bunga sakura dan sinar bulan. Namanya menggema di seantero negeri, bukan hanya karena keahliannya mengobati yang hampir magis, tetapi karena wajahnya yang mampu membuat para pangeran dan calon kaisar saling berperang demi memilikinya.
Tian Xuning, calon kaisar berusia 19 tahun, dingin, tegas, dan tak tertandingi. Dia percaya cinta adalah kelemahan, hingga suatu hari, sebuah virus misterius menjatuhkannya. Tabib yang dipanggil untuk menyembuhkannya adalah seorang pemuda dengan mata seperti bintang jatuh dan senyum yang bisa mencairkan es di jantung musim dingin.
Xuning jatuh cinta. Bukan pada wanita, tetapi pada Zi Yu. Dan cintanya bukan jenis yang lunak-ia membara, posesif, dan cemburu buta.
Dia akan menantang tradisi, menghadapi oposisi hebat, bahkan mempertaruhkan takhtanya, hanya untuk menyatakan satu hal: Gu Zi Yu adalah miliknya, dan siapa pun yang berani mendekati tabib cantik itu akan menghadapi murka sang calon penguasa.
Bagaimana kisah cinta terlarang antara tabib jenius dan calon kaisar yang keras kepala ini akan berakhir? Bisakah cinta mengalahkan takdir, politik, dan seluruh dunia yang menentang mereka?