Behind The Camera[EXO Fanfiction]
  • Reads 91,653
  • Votes 8,759
  • Parts 14
  • Reads 91,653
  • Votes 8,759
  • Parts 14
Complete, First published May 25, 2015
[Bahasa]
===============
Di depan kamera kau selalu bersikap ramah, baik, dan selalu membuatku jatuh cinta berkali-kali padamu.
Tapi di belakang kamera.. kau selalu bersikap dingin padaku.

Apakah ini karena kau membenciku?
Apakah ini karena kau tak mau ber-akting bersamaku?
Apakah ini karena kau telah dijodohkan denganku?

Sebegitu tak maunya kah engkau dijodohkan denganku?
-----
This fiction is pure my imagination.
PLAGIARISM IS A CRIME!!
All Rights Reserved
Sign up to add Behind The Camera[EXO Fanfiction] to your library and receive updates
or
#847dokyungsoo
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Dosa Ku cover
FROM BULLY TO BUCIN (MINNO) cover
After Graduation cover
antagonis wife [TERBIT] cover
Stars Behind the Darkness (End) cover
Home (END) cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Think Twice 2.0 cover
Kesayangan Bunda cover

Dosa Ku

55 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.