Aku besar di keluarga berkecukupan. Bisa dibilang golongan atas. Kami hampir tidak pernah kesulitan uang. Walau jumlah anggota keluarga kami banyak. Mama wafat saat aku masih kecil. Tumor akut. Lalu, papa menikah lagi dengan seorang 'iblis' yang memendam dalam tubuh seorang wanita sok baik. 'Iblis' baru ini selalu bilang pada kami uang itu penting. Untuk mendapatkan uang, kami harus mendapatkan pekerjaan yang bagus, posisi penting jika bisa dibilang. Tentu, untuk mendapat pekerjaan seperti itu harus memiliki ilmu dan keterampilan yg memadai. Hal itu yang mengangkat harkat martabat kami. Bahwa kami tidak berarti tanpa uang. Aku percaya itu selama hampir setengah umurku. Sampai suatu hari, papaku mendatangiku di masa remaja. Dia bilang, aku bisa melakukan apa pun dengan hidupku. Dia bilang jika aku cukup cerdas dan baik untuk memilihnya, jika aku mau memperjuangkannya, mencintai yang kulakukan, membuatnya bermanfaat bagi orang lain. Sejak saat itu, aku memutuskan. Aku ingin diingat atas apa yang kulakukan semasa hidupku. Riwayat hidupku. Bukan uang yang kuhasilkan.