Kau adalah putih. Aku adalah hitam. Seharusnya sudah dari dulu kusadari putih dan hitam tak akan pernah bersatu. Bagai tinta hitam tercoret diatas lembaran putih bersih, aku lah parasit dalam hidupmu. Terlalu banyak kata, terlalu banyak tindakan yang menjelaskan dengan jelas bahwa kau membenciku sebagaimana aku ada. Kucoba gapai tanganmu, kucoba menyentuh hatimu namun gagal. Kau tetap miliknya. Pada akhirnya aku pun harus pergi, sejauh mungkin, bukan darimu, melainkan pada takdir yang seolah mempermainkanku. Ku tak tahu banyak, namun satu yang pasti, kau tak kan mengejarku sejauh mana pun ku berlari. Namun takdir berkata lain. Kau kembali berdiri dihadapanku, membuatku bertanya dengan rasa yang kian membeku, Mengerjar kami kah? Atau Karena permainan sang takdir yang seolah tak ingin kita berpisah? Hanya seolah, suatu perumpamaan yang tak akan pernah terjadi bahkan sekalipun telah kutinggalkan duniawi .... ( Warning: Cerita ini didedikasikan untuk penggemar sad story.)