Hai, aku Aom. Pernah mendengar penyakit Alzheimer? Yang pada umumnya hanya diderita oleh para lansia. Aku menemukannya pada diriku ketika umurku 24 Tahun. Dokter yang memeriksaku berkata bahwa hal ini telah berlangsung dalam sepuluh tahun terakhir. Penyakit ini sama seperti halnya Amnesia. Bedanya, Alzheimer yang ku derita memberikan efek yang cukup besar untuk otakku. Perlahan ukurannya menyusut bersama hilangnya memori memori yang bagiku sangat indah. Aku ingin mengingat semua masa laluku dengan baik, mengingat ketika aku berada di masa SMA. Bagaimana aku bertemu suamiku, atau bagaimana aku bisa menjalani hidupku. Sekedar untuk memotivasi diriku kedepannya.
Namun, yang ku miliki. Semuanya kosong, seperti bayi yang baru mengetahui bagaimana caranya berjalan, merangkak, berbicara, aku kembali seperti itu tanpa mengetahui bagaimana aku yang kemarin. Setiap harinya terasa hari baru bagiku, karena tak sedikitpun memori yang tersisa. Yang ku tau, setiap harinya aku masih bernafas, jantungku masih berdetak. Bagaimanapun, aku berterima kasih. Karena Tuhan memberikanku suami yang tidak pernah mengeluh dengan penyakitku meski terkadang aku tidak mengenalinya. Sampai akhirnya, aku tak lagi memiliki orang yang sangat berharaga itu. Lalu seperti apa aku akan hidup kedepannya?
Y/N, a simple woman, joins the deadly games to pay off debts after her mother's death. Young-Il, a heartless soul, controls the games, watching everything from afar while sipping on his glass of whisky.
But this year is different. When he spots Y/N, number 160, during the game of "Red Light, Green Light," he can't help but grow more obsessed with her.
The first game ends, and Young-Il decides it's time to join the games himself, meet her, and make her his forever. Not that he will allow anyone else to even look at her
But will Y/N really trust him?