Holy Blood
  • Reads 3,121
  • Votes 78
  • Parts 1
  • Reads 3,121
  • Votes 78
  • Parts 1
Ongoing, First published Jun 25, 2015
"Bella.. jangan mendekat.." teriak edward.

"Kenapa? Apakah kau jijik kepadaku?" Tanya bella dengan hati hati.

"Aku.. aku tak suka itu.." lirih edward pelan.

"A.. aku minta maaf.." ucap edward mengusap mukanya kasar lalu berlari meninggalkan bella sendirian.

Bella termenung. Kisah cintanya sangatlah sulit. Cara berpacaran mereka pun beda dari yg lain. Mereka tak boleh berdekatan, apalagi menyentuh.

"Hiks.. hiks.. " isak bela menutupi wajahnya yg berurai air mata.

"Usap air matamu, aku tak ingin ada perempuan yg menangis disisiku.." sahut seorang pria lalu menyodorkan sapu tangan kepada gadis disampingnya, Bella.

Bella menatap pemuda yg memberikannya sapu tangan.Betapa terkejutnya siapa yg ada di sampingnya.

"Jacob ? Aku kangen.. " ucap bella lirih lalu memeluk ssaudara sekaligus sahabat baginya.

"Sudahlah...jangan menangis.." ucap jacob pelan lalu mengecup kening bella dengan lembut.

Pemeran Utama
- Bella Steward
- Edward Cullen
- Jacob Bernard
All Rights Reserved
Sign up to add Holy Blood to your library and receive updates
or
#20pure
Content Guidelines
You may also like
Caelum Noctis | SkyNani  by Laogongg
5 parts Ongoing
Dikhianati. Dihancurkan. Dibuang. Segala kepahitan dunia telah ia rasakan, meninggalkan luka yang tak terlihat namun membakar jiwa. Hirun berdiri dengan tubuh gemetar, sorot matanya penuh keputusasaan, dengan suara lirih, hampir seperti bisikan, ia berkata, "Bisakah kamu membantuku?" Sang vampir menatapnya dengan dingin, matanya redup namun penuh perhitungan. "Apa keuntungannya untukku?" "Darahku, tubuhku, hidupku, jiwaku... Semuanya untukmu." Jawabnya tanpa ragu. Sang vampir tampak berpikir sejenak, bibirnya melengkung dalam senyum tipis yang sulit diartikan. "Kurang." Katanya Hirun mengerutkan kening bingung, "Apa lagi yang dapat kuberikan?" Sang vampir mendekat, suaranya nyaris seperti bisikan di telinga Hirun. "Hatimu, aku menginginkanya." "Hah?" _________ Teeradach selalu menikmati ketakutan manusia. Baginya, kepanikan mereka, keputusasaan di mata mereka, adalah hiburan yang tak pernah membosankan. Namun, takdir mempermainkannya. Mate yang ia tunggu selama berabad-abad... ternyata terlahir sebagai manusia. Dan yang lebih parah? Manusia itu membencinya. "Bahkan jika yang kau katakan benar, aku tidak peduli!" Jirawat menatapnya tajam, suaranya tegas dan penuh kemarahan. Teeradach mendesis, jemarinya mengepal di sisi tubuh, "Ini... pasti karena manusia itu, kan?" Suaranya lebih seperti bisikan, sedikit bergetar. Jirawat mengerutkan kening, "Apa?" "Apa kau lebih memilih dia daripadaku?" Mata Teeradach berkilat, ada kecemasan yang tak bisa ia sembunyikan, "Haruskah kubunuh dia?" Jirawat menyeringai sinis, mendekat hingga tubuh mereka hampir bersentuhan, "Coba saja kalau berani." Teeradach menahan napas. Ia tahu, melawan Jirawat hanya akan memperburuk keadaan. Tapi ia tidak bisa kehilangan Mate-nya, tidak setelah menunggu selama ini. Mata Teeradach berkilat gelap. "Kalau begitu..." Teeradach balas menatap tajam belahan jiwanya yang lebih tinggi darinya itu, "Terkurunglah di sini bersamaku." "Selamanya." ***
4 Pangeran Nocturna by Jaesalee06
23 parts Ongoing
Di masa lalu, kehidupan vampir seperti dongeng yang diselimuti kabut keabadian dan misteri. Mereka hidup tersembunyi di balik kastil-kastil megah yang tersembunyi di puncak gunung atau di balik hutan lebat, jauh dari jangkauan manusia. Pada masa itu, para vampir dihormati, ditakuti, bahkan dipuja oleh sekte-sekte rahasia. Mereka memerintah dari balik bayang-bayang dengan tangan dingin dan takdir abadi yang menggantung di pundak mereka. Malam adalah takhta mereka, bulan purnama menjadi mahkota yang berkilau di langit kelam. Di era itu, mereka melangkah dengan elegan, diselimuti pakaian-pakaian sutra yang berkilau dalam redupnya lilin-lilin besar di kastil. Sayup-sayup, suara musik klasik mengiringi pesta mereka, di mana manusia hanyalah alat pemuas dahaga, diundang atau ditangkap untuk menghidupi keinginan mereka. Perburuan adalah seni, dan manusia hanyalah pion di atas papan catur malam yang mereka mainkan tanpa belas kasihan. Namun, waktu terus berputar. Di masa kini, kehidupan vampir telah berubah. Dunia tidak lagi dihuni oleh ketakutan dan takhayul seperti dahulu Mereka tak lagi mengenakan jubah panjang yang berdesir dengan langkah sunyi, melainkan jaket kulit atau setelan modern, mengendarai mobil mewah atau motor sport. Manusia zaman ini pun skeptis-takhayul telah tergantikan oleh sains dan rasionalitas. Vampir hanyalah mitos yang menghiasi buku-buku fiksi dan layar perak. Namun, mereka tak menyadari bahwa beberapa di antara mereka, adalah makhluk legenda yang berhasil membaur tanpa terlihat. Dari mereka yang berhasil membaur, terdapat empat pangeran dari Kastil Nocturna.
You may also like
Slide 1 of 10
Caelum Noctis | SkyNani  cover
DON'T BITE ME [SUNSUN] [Republish] cover
4 Pangeran Nocturna cover
ENHYPEN BITE (Holy-blooded Human 2) cover
vampire prince & holy blood || Pondphuwin cover
Vampire||~ENHYPEN  cover
Love In The Dark (Mini Story) cover
vampire death cure (Brutal Legend au) cover
Perjanjian Darah yang tak sempurna(Lilynn)  cover
Kiss The Dark ✔ cover

Caelum Noctis | SkyNani

5 parts Ongoing

Dikhianati. Dihancurkan. Dibuang. Segala kepahitan dunia telah ia rasakan, meninggalkan luka yang tak terlihat namun membakar jiwa. Hirun berdiri dengan tubuh gemetar, sorot matanya penuh keputusasaan, dengan suara lirih, hampir seperti bisikan, ia berkata, "Bisakah kamu membantuku?" Sang vampir menatapnya dengan dingin, matanya redup namun penuh perhitungan. "Apa keuntungannya untukku?" "Darahku, tubuhku, hidupku, jiwaku... Semuanya untukmu." Jawabnya tanpa ragu. Sang vampir tampak berpikir sejenak, bibirnya melengkung dalam senyum tipis yang sulit diartikan. "Kurang." Katanya Hirun mengerutkan kening bingung, "Apa lagi yang dapat kuberikan?" Sang vampir mendekat, suaranya nyaris seperti bisikan di telinga Hirun. "Hatimu, aku menginginkanya." "Hah?" _________ Teeradach selalu menikmati ketakutan manusia. Baginya, kepanikan mereka, keputusasaan di mata mereka, adalah hiburan yang tak pernah membosankan. Namun, takdir mempermainkannya. Mate yang ia tunggu selama berabad-abad... ternyata terlahir sebagai manusia. Dan yang lebih parah? Manusia itu membencinya. "Bahkan jika yang kau katakan benar, aku tidak peduli!" Jirawat menatapnya tajam, suaranya tegas dan penuh kemarahan. Teeradach mendesis, jemarinya mengepal di sisi tubuh, "Ini... pasti karena manusia itu, kan?" Suaranya lebih seperti bisikan, sedikit bergetar. Jirawat mengerutkan kening, "Apa?" "Apa kau lebih memilih dia daripadaku?" Mata Teeradach berkilat, ada kecemasan yang tak bisa ia sembunyikan, "Haruskah kubunuh dia?" Jirawat menyeringai sinis, mendekat hingga tubuh mereka hampir bersentuhan, "Coba saja kalau berani." Teeradach menahan napas. Ia tahu, melawan Jirawat hanya akan memperburuk keadaan. Tapi ia tidak bisa kehilangan Mate-nya, tidak setelah menunggu selama ini. Mata Teeradach berkilat gelap. "Kalau begitu..." Teeradach balas menatap tajam belahan jiwanya yang lebih tinggi darinya itu, "Terkurunglah di sini bersamaku." "Selamanya." ***