Pergi mengunjungi Italia adalah impian terbesar Isabella. Ia mencintai tempat itu hampir seumur hidupnya. Akhirnya, setelah menunggu sekian lama, Isabella mendapatkan keinginannya.
Pria-pria bule terlalu kasar. Bukan seleraku. Mereka itu sangat besar, tinggi, sangat mengerikan dengan tatapan mata yang menakutkan. Aku lebih menyukai pria lokal yang manis. Imut-imut.
Ya, ia tertarik pada Italia dan bukannya pria-pria yang tinggal di sana. Awalnya, itulah yang dipikirkan Isabella. Itu juga yang dikatakannya pada kakaknya. Sampai ia bertemu dengan pria Italia bertubuh tinggi besar yang memancarkan aura menggoda sekaligus berbahaya. Pria yang berani-beraninya menggodanya di depan Fontana Trevi yang agung. Pria itu arogan, sangar, besar seperti raksasa, dengan sikap angkuh dan mulut yang kurang ajar. Isabella sama sekali tidak menyukai pria itu sejak pertemuan pertama mereka yang meresahkan.
Apa mungkin kita bisa memperbaiki kehidupan romantismu dalam waktu dekat. Lemparlah. Aku menantangmu untuk melemparnya dan mencari tahu. Karena aku bisa melihatnya, Bella. Dengan jelas. Kau akan segera memiliki seorang kekasih yang sebenarnya dan biasanya ramalanku tidak pernah melesat.
Oh, ramalan pria itu pasti akan salah, begitu yakin Isabella. Mereka hanya bertemu sekali sebelum pria itu menghilang pergi. Wanita itu tidak pernah mengira mereka akan bertemu kembali, dalam situasi kacau dan menyulitkan. Situasi yang membuatnya harus bergantung kepada pria itu demi melindungi nyawanya dari ancaman orang-orang yang sama sekali tidak dikenalnya.
Aku akan melindungimu dengan nyawaku. Percayalah padaku. Jangan melarikan diri lagi.
Dalam sekejap, liburan yang sudah dirancangnya dengan sempurna telah berubah menjadi bencana.