Love Is You
  • Reads 1,182
  • Votes 27
  • Parts 1
  • Reads 1,182
  • Votes 27
  • Parts 1
Ongoing, First published Jun 26, 2015
"Eh lo tuh bisa gak sih ngerjain tugasnya?ini udah lebih dari 2 jam dan lo belum selesai'in satu tugas pun" sepertinya emosi laki-laki dihadapannya ini langsung meningkat.

"Gue gak pernah minta bantuan lo untuk mengerjakan tugas-tugas ini!" Saat ini emosiku meningkat drastis,selalu saja aku yang direndahkan semua orang cuma gara-gara otak yang mereka anggap seperti otak udang ini.

"Iya memang bukan lo tapi papa lo dan kepsek!" Ucap Laki-laki itu lalu keluar dari ruangan ini.

"Dasar cowok gak tau diri!" Ucapku sambil mengepalkan kedua tanganku.

"Selain tidak bisa menggunakan otak dengan bagus lo juga gak bisa mengatur mulut lo" Laki-laki itu berhenti sejenak lalu melanjutkan Langkahnya yang entah akan mengarah kemana.

Aku mendengus Kesal,Ingin rasanya aku melempar semua tumpukan buku yang ada dihadapanku ini kearahnya.Sudah cukup sabar aku menghadapi sifatnya yang selalu merendahkan-ku.


Love Is You (Michelle Joan-Handika Pratama)
All Rights Reserved
Sign up to add Love Is You to your library and receive updates
or
#15handikapratama
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
BABY CHANIE cover
antagonis wife [PO] cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Kesayangan Bunda cover
After Graduation cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
The Best Of Miracle cover
Choose Family  cover
Stars Behind the Darkness 2 cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.