cure me

jangan jadikan ini kesalahan yang terulang

sebab aku tidak mau hanya menjadikanmu pijakan

jangan katakan kehohongan

meskipun, jujur mu itu juga lebih baik kau rahasiakan

jika kita ditakdirkan untuk kata "selamanya"

maka semoga "selamanya" mengizinkan kita melafalkannya.

Nei merasa depresi pasca putus dengan pacarnya tanpa alasan yang jelas. Nei merasa takdir sedang berusaha menguras air matanya. Tapi tidak! Seorang Nei pantang menangisi laki-laki walaupun kepalanya sudah hampir pecah.

Tetapi Nei tidak tahu, ada cerita baru yang menantinya di depan mata. Ketika laki-laki bertangan hangat itu menolongnya. Dan pertemuan itu bagai jarum jam yang tidak berhenti berputar.

Nei takut. Laki-laki itu tidak.

Tetapi siapa yang pada akhirnya memenangkan permainan? Rasa takut itu kah? Atau kan keneranian yang semakin lama semakin meragu?