Aku mengayunkan cepat pedangku. Ketika aku mengayunkan pedangku api merah pada pedangku ini menyembur keluar menuju target yang ada di depanku. Api merah itu sangat besar, bahkan lebih besar dari api yang diciptakan oleh Rei. Api merahku kini menyelimuti Shera. Aku terus berdoa dalam hatiku sambil menatapnya. Krek… Suara retakan terdengar olehku dan aku yakin mereka bertiga juga mendengar suara tersebut. Setelah menatap lebih tajam lagi, rupanya retakan tersebut berasal dari goresan kecil akibat tombak Rei sebelumnya. Semakin lama retakan tersebut menjadi semakin banyak dan besar. Tak lama kemudian seluruh es yang mebelengguh Shera hancur berkeping-keping.