Menunggu. Hanya ini yang bisa aku lakukan. Menunggu dirinya disini. Selalu disini. Kulirik sekilas arlojiku yang melingkar di lengan kiriku. Lewat tengah malam. Aku mulai mengkhawatirkannya. Beberapa detik ketika pikiran amburadulku bersemayam, panggilan telepon darinya berkedip-kedip di layar ponselku. Aku tersenyum pelan dan langsung menjawabnya. "Ye Jejung-ah?" "Kau masih disana?" "Hm aku masih disini. Waeyo hm?" "Kembalilah" Aku diam, berpikir. Hanya kudengar deru nafasnya yang tenang. "Kembalilah Yunho-yah. Ini sudah sangat larut. Udara semakin dingin. Aku tak ingin kau--" "Aku menunggumu"Tutti i diritti riservati
1 parte