*** Aku berjalan ragu ragu kearah orang itu, ini dilema ketika rasa ingin tahu namun juga malu. Kemudian dengan pelan aku menoleh kearah sahabat sahabatku yang berdiri sekitar 6 langkah dari tempatku, mereka tersenyum sambil tertawa. Jujur, aku senang namun malu. Sangat malu. Tapi toh setelah difikir-fikir, ini hanya sekali dalam hidupku. Hanya akan terjadi sekali. Dan setelah itu, aku juga nggak bakal tahu dia siapa, dan dia juga tidak tahu aku siapa. Jika aku lepas, sama saja melepaskan mutiara dengan harga mahal dari lautan luas. Dan aku nggak bisa membiarkan itu terjadi. Terkadang dalam mengambil keputusan, kau tidak bisa hanya mendengarkan kata hati, tapi akal juga harus didengarkan. Jadi setelah aku timbang-timbang, pemikiran akalku masuk juga, toh setelah ini aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Tahu apa dia tentang aku? Aku pun akhirnya mempercepat jalanku, menyusul orang itu. “Eh,” Kataku akhirnya. Jantungku deg deg an! Orang itu menoleh, belum sempat bertanya, aku langsung memberikan penjelasan. “Gue lagi main dare, disuruh nanya nama lo siapa dan cat rumah lo warna apa?” Ucapku to the point. Mukanya datar. Tanpa ekspresi. Namun sempurna. “Nama gue Ardi, cat rumah warna hijau.” “Oke deh makasih.” ***All Rights Reserved
1 part