Umaru dan U.M.R.
  • Reads 806
  • Votes 26
  • Parts 1
  • Reads 806
  • Votes 26
  • Parts 1
Complete, First published Aug 23, 2015
Umaru adalah seorang gadis yang suka bermain game. Dia senang bermain game di rumahnya dan memakai tudung kesayangannya. Bagaimana jadinya kalau Umaru main SIF, bahkan ikut lomba bermain SIF?

Warning: OOC, gaje, abal, gak sesuai sama latar dan alur cerita yang sebenarnya.
All Rights Reserved
Sign up to add Umaru dan U.M.R. to your library and receive updates
or
#144lovelive
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
𝐒oerabaja, 1730 cover
Little Dumplings cover
The Qonsequences cover
Rafa  cover
Kesayangan Bunda cover
After Graduation cover
Kisah Tak Sempurna cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Fiction -sungjake✔ cover
Dosa Ku cover

𝐒oerabaja, 1730

38 parts Ongoing

"Berlarilah sejauh mungkin Dhiajeng, karena jika aku menangkapmu, salah satu kakimu akan hilang untuk selamanya." *** Dhiajeng Pratistha, seorang siswi yang dipaksa mencintai sejarah tiba-tiba terlempar pada abad ke-17, di mana masa kolonialisme sedang membangun kejayaannya. Bagaikan jatuh tertimpa tangga, sosok yang berkuasa adalah Matthias von Herhardt, karakter novel dark romance yang baru saja dia tamatkan diperjalanan menuju Surabaya. Ini bukan hanya berkisah tentang Dhiajeng saja, melainkan sosok Gubernur-Jenderal yang hidup monoton. Kehidupan serba mewah, memiliki kekuasaan tertinggi, dan sempurna. Terbiasa mendapatkan apapun yang dia inginkan, Matthias merasa buruk ketika gadis pribumi yang derajatnya rendah tidak menghormatinya dengan baik. Segala cara pun Matthias lakukan untuk membuat Dhiajeng bersujud, menangis, sampai memohon. Langit biru di bumi hijau menjadi saksi bagaimana jungkir balik Dhiajeng yang berusaha melarikan diri dan begitu pula berubahnya dunia Matthias saat merasakan sesuatu yang mereka sebut cinta. "Bagaimana? Puas bermain kejar-kejaran denganku?" ejek Matthias tersenyum angkuh. *** Peringatan : romansa gelap, dewasa, mengandung adegan yang tidak patut dicontoh! Cry, or Better Yet, Beg. © Van Ji & Solche.