Ini namanya penculikan! Luna memandang Ardan dengan sangsi, dan yang bersangkutan hanya balik memandangnya dengan tenang sambil menghidupkan mobil. Gila, Ardan mungkin seumuran dengan Luna, mungkin juga belum punya SIM, jika tiba-tiba di tengah jalan ada polisi bagaimana? Dan Luna melupakan Pak Min yang menunggunya di parkiran. Astaga, ini gawat! Ini di luar rencananya! “Lo mau bawa gue kemana?! Lo mau culik gue? Lo sindikat prostitusi ya?!” “Katanya mau jalan-jalan. Gue ajak jalan-jalan deh, liat langit.” *** Sebentar lagi Luna akan merayakan ulangtahun ke-17nya. Dan Luna yang bodoh itu percaya bahwa Usia 17 tahun adalah sebuah fase titik balik kedewasaan seseorang. Sebentar lagi, ia akan dewasa, dan orangtuanya tidak akan lagi mengekangnya. Ia akan segera melakukan tes mengemudi dan mendapatkan SIM, membuat KTP, Hangout bersama temannya di Mall, nonton konser, nongkrong di kafe dan belanja accesoris atau baju yang dia inginkan. Tapi Tuhan mendewasakan Luna dengan cara lain. Gadis itu terombang-ambing ombak di lautan dan terhempas angin kencang, kemudian mencium pasir pantai. Terdampar, tanpa arah. Tanpa bekal. Kemudian Luna sadar dirinya hilang, tapi dia enggan pulang.