"Darahmu berwarna hijau?" Kali ini gigi-gigi taring dan kuku-kuku jariku kembali ke ukuran normalnya. Tubuhku tak lagi bergetar hebat. Nafasku pun kembali terkontrol. "Apa maksudmu? Bukankah seluruh makhluk di negeri maple ini bahkan di seluruh di dunia elves ini pasti darahnya berwarna hijau. Aku curiga denganmu! Kau itu apa?" Lagi-lagi makhluk mungil menyebalkan itu kembali meluncurkan kalimat "Kau itu apa?". "Setahuku darah itu merah. Ya, walaupun di dalam tubuh dinginku ini tak mengalir darah sama sekali." Kini rasa penasaran begitu memuncak di benakku. Aku melangkah maju mendekati makhluk bersayap tipis itu. "Hei! Untuk apa kau memerhatikan sayapku. Enyahlah kau! Kau kan punya sayap sendiri!" Ia berjingkat mundur dalam terbangnya. Seperti jijik melihatku. "Sayap? Aku terbang tanpa sayap, kau tahu?" Ucapan polosku tadi sepertinya membuat makhluk kecil itu sedikit melonjak kaget. Kali ini Ia yang penasaran denganku. Ia menghentikan jingkatan-jingkatan mundurnya, lalu terbang mengelilingiku. Mengamatiku. Menatapku dalam, dan semakin dalam. "Kau itu apa, hah?" Ulangnya lagi. ** Pernah membayangkan bagaimana beratnya hidup dalam mengemban kekuatan vampir dan peri secara bersamaan? Ikuti "Bloody Maple" ;)