Aku berjalan sendirian, menelusuri hitam putihnya kehidupan. Terkadang, apa yang di rencanakan tak sesuai dengan angan - angan. Aku masih ingat bagaimana relief wajah tampan lelaki itu. Lelaki yang hanya bisa berjanji tapi nyatanya ingkar. Pergi tanpa perasaan dan memberikan seluruh dosanya padaku. Membuat ku terpuruk sendirian, tertampar oleh kerasnya kehidupan. Putus asa, penyesalan, dan rasa sakit selalu menggerogoti layaknya virus yang tak ada obatnya. Tapi tak lama secercah harapan itu datang, membuatku merasa di butuhkan. Kini aku tak sendiri lagi, makhluk kecil ini membutuhkan ku. Ya, bagaimanapun caranya aku harus terus bertahan. Kita harus berjuang bersama ya, nak!