Dandelion

"Ya.. seperti kau harus menjawab kenapa kau suka seorang lelaki? Susah menjelaskannya. Jika aku menjawab karena dia tampan, jelas ada sejuta lagi yang lebih tampan darinya. Jika aku menjawab karena dia kaya, jelas presiden jauh lebih kaya darinya. Jika aku menjawab karena dia baik, jelas ibuku orang paling baik untukku di dunia ini. Anggap saja aku suka novel seperti kupu-kupu suka nektar, seperti komputer butuh hard disk, seperti musik butuh nada. Aku butuh novel untuk melengkapiku."

"Maaf karena aku suka Difa. Aku mengerti perasaanmu. Jadi kuharap kau juga bisa mengerti perasaanku."

Seminggu yang lalu aku mendengar namaku disebut di saluran radio yang selalu aku dengarkan.
"Teruntuk dirimu, rasa sakit yang paling kusuka. Difa Maudya. Membayangkan hari ketika aku memelukmu. Seperti nasib, aku bertemu denganmu lagi pada hari ini. Tapi kata-kataku tak bisa kukatakan dan tersumbat seperti debu."

"Begitu ya. Aku minta maaf. Tapi jika kau jatuh cinta pada orang bodoh, maka aku akan jadi orang bodoh selamanya."

Ini adalah kisah tentang cinta, sahabat, dan apa yang disebut kebahagiaan. Semua orang tau harus ada perjuangan untuk menemukan kebahagiaan. Ya, cerita ini tentang perjuangan lima orang remaja yang berada dalam persahabatan sekaligus percintaan. Aku masuk di dalamnya. Aku akan ceritakan kisah berlian ini pada kalian yang percaya bahwa cinta dan persahabatan itu seperti bunga Dandelion. Akan terbang setinggi-tingginya dengan indah. Kukatakan sekali lagi. Ini kisah tentang aku, Dandelion, dan cinta.