di jl.merpati no.45, ada sebuah rumah tua yang usianya sudah puluhan tahun. kata orang-orang disana rumah itu dulunya ditempati oleh sebuah keluarga yang sangat harmonis. tapi dalam keluarga pasti ada masalah. masalah itu berawal saat anak semata wayangnya terjatuh dari tangga rumahnya hingga nyawanya tak tertolong, karena luka yang cukup serius di kepalanya. rumah itu sekarang sudah tidak ditempati lagi. kondisi rumah itu sangat tidak terawat,dan banyak semak-semak.
pada malam itu aku baru pulang dari kuliah ku, aku bersama nina berjalan menuju kos-kosan yang letaknya tidak jauh dari rumah itu. malam itu sangat dingin,aku lupa tidak membawa jaketku.
"nin,kamu dingin nggak"
"iya nih,feb dingin banget"
aku dan nina melanjutkan perjalanan. saat kami melewati rumah itu, aku merasakan sesuatu yang berbeda. seperti ada yang melihati aku dari arah rumah itu. "mungkin anya perasaanku saja" pikirku didalam hati. "kamukenapa feb,kok ngeliatin rumah itu serius banget". "enggak kok nin"
Berawal dari sebuah kecelakaan yang menimpa Zian ketika sedang bekerja, salah satu matanya mulai bisa melihat makhluk tak kasat mata. Ia tidak pernah mengalami hal itu sebelumnya, sehingga membuatnya terus saja gelisah sepanjang waktu.
Zian merasa tidak bisa membiarkan kelebihan satu sisi matanya yang baru terbuka terus-menerus mengganggu hidupnya. Hal itu membuatnya memutuskan pergi menemui seorang Psikolog di salah satu rumah sakit. Namun ternyata Psikolog yang ia temui adalah Distya, temannya semasa SMA. Pada pertemuan itulah Zian akhirnya tahu, bahwa Distya juga memiliki kelebihan yang sama pada satu sisi matanya.