"Thank you. Thank you for having accepted me as it is, has given everything you've got, taking the time for me, it has made my life more beautiful. The point I am grateful for everything. As long as you know, here I was always waiting for whatever happens. I want to show that I can change as you wish. I love you, because you're the one I could be like this." -Madeline Keana
...
Aku memang jahat meninggalkannya sendirian melawan kebiasaan buruknya yang sering menyakiti dirinya sendiri. Tapi aku pergi karena dirinya, aku juga ingin sembuh dari penyakit ku supaya bisa selalu bersamanya.
Tapi apa, setelah aku kembali dia malah meninggalkanku, dengan rasa sakit yang mendalam. Dia meninggalkan kami semua dengan jutaan isak tangis. Dia meninggalkanku tanpa ada kata perpisahan.
Beginilah caramu menyambutku dengan kepergianmu?
Apakah aku egois jika tidak membolehkan kamu pergi? Dan mempertahankan mu dengan rasa sakit?
Can I lay by your side?
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan