Rutinitas

Suara ayam telah mengusik pendengarannya. Membangunkannya dari mimpi indah. Bising...teramat bising. Dia tersadar bahwa bumi memang terus berputar tanpa lelah, meski dia lelah. Bangun..bangunlah..begitu bisiknya. Meski dengan mata yang masih mengatup erat dia mencoba bangun dari tidur panjangnya. Dia mengambil air suci kemudian dia menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim. Dalam sembah sujudnya dia menuangkan semua pengharapannya, dan berharap semoga Dia mengabulkan semua permintaannya. Dalam pintanya dia mendamba seseorang yang akan menjadi imamnya kelak adalah seorang yang bisa membimbingnya dalam beribadah, mampu menuntunnya menuju tempat terkekal dalam surga-Nya. Angan pun mengembang. Dia membayangkan setiap hari Dia dibangunkan oleh imamnya untuk menunaikan ibadah sunnah tiap dua pertiga malam, mengajarinya membaca kitabullah dengan baik dan benar. Serta keseruan lainnya.

Instrumen night changes telah berbunyi. Dan itu merupakan tanda bahwa dia harus bergegas ke kamar mandi dan bersiap untuk melanjutkan perjuangannya pada sebuah tempat kerja yang dia sukai. Dikeluarkan sepeda motornya dari persembunyiannya kemudian dibawanya jalan-jalan menyusuri jalan dengan pemandangan yang luas. Melewati kebun, sawah, dan bangunan kuno di kota itu. Dia adalah workholic yang kehadirannya selalu dinanti-nantikan oleh semua orang.