Hinata and Si Pirang Boy
  • Reads 43,307
  • Votes 1,925
  • Parts 18
  • Reads 43,307
  • Votes 1,925
  • Parts 18
Ongoing, First published Sep 28, 2015
Hinata cewek SMA yang pemalu dan tak punya teman.  Suatu hari, ada balasan dari kalimat yang ia tulis di mejawabnya.  Yang membalas ternyata  Naruto,  murid sekolah malam yang duduk di meja yang sama.



Pertemuan tak sengaja di antara mereka berdua,  mampu membuat dunia Hinata sedikit demi sedikit semakin luas.



Bagaimana perkembangan hubungan antara murid sekolah siapa dan malam ini ?!?.....
All Rights Reserved
Sign up to add Hinata and Si Pirang Boy to your library and receive updates
or
#21inuzukakiba
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Selena (Wanita Panggilan) cover
oneshoot twoshoot Bp  (Treasure) 🔞 cover
Kesayangan Bunda cover
BABY CHANIE cover
The Best Of Miracle cover
After Graduation cover
Rafa [End💗] cover
brother ; drarry cover
Kisah Tak Sempurna cover

Dosa Ku

76 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.