Sebagai putri sulung dari tiga bersaudara, aku memang sangat ingin menunjukkan jiwa pemimpin dan kedewasaanku. Kerja, kerja, kerja, mungkin itu saja yang ada di otakku. Terkadang, aku bertanya kapan kehidupan monotonku berakhir. Namun, bukan akhir kehidupan monoton seperti ini yang aku inginkan. Dipertemukan dengan laki-laki, bukan, anak kecil yang terperangkap dalam tubuh laki-laki dewasa, yang otaknya hanya diisi oleh hal-hal hiburan yang tidak penting, anak dari teman sepermainan mama, Kamandaka Saskara Lazuardi.
-Ai
Kehidupan yang nyaman, tentram, dan damai dengan bumbu-bumbu kehidupan yang selalu menemani gue, games, otomotif, gadget. Kurang apa kehidupan gue, putra bungsu dari dua bersaudara yang pasti tampan dan mapan. Wanita? Makhluk apa itu, gue nyaris lupa sama makhluk yang namanya wanita. Hanya mama yang gue anggap sebagai wanita dalam hidup gue. Basi, PDKT, jadian, pacaran, putus. Begitu seterusnya sampai gigi tumbuh di pantat gue. Siklus yang gak akan pernah terputus. Tapi, Tiba-tiba gigi itu benar-benar tumbuh di pantat gue. Gigi itu adalah perempuan sok dewasa ini. Abriana Lituhayu Ailani
-Daka
Disclaimer:
© GiveandGive 2015
◊ Dilarang keras memalsukan, memperbanyak, mengedit, menyebarkan tanpa izin penulis :) ◊
VOTE AND COMMENT PLEASE!
Thankyou so much for the readers that spend your free time to read my (far from good) story! All Rights Reserved
Read more