Serpihan puzzle yang tak berhasil disusun. Kamus yang lembar demi lembarnya tak lagi terekat, kehilangan susunan alfabetisnya. Atau mungkin hati, yang kehilangan jejak runtut memori, berusaha merunut semuanya kembali. Padahal semuanya tak lagi tersusun dalam urutan yang sama. Nyatanya acak. Dengan rasa baru yang mengacaukan kronologi manis menjadi suatu konsepsi logis. Bahwa semua tak lagi sama. Bahwa halamanku kacau balau. Bahwa untuk menyelesaikan kisah ini dengan sempurna, aku harus mulai merevisinya. Menyusun ulang semuanya. Karena Sayang, bukankah kita terlalu manis untuk tidak berpangkalkan pahit? (Soal menyusun ulang, Elena) *** Percakapan Elena dan Arga sambil menghabiskan perjalanan.Todos los derechos reservados
1 parte