Fated to Love You
  • Reads 306,331
  • Votes 3,494
  • Parts 5
  • Reads 306,331
  • Votes 3,494
  • Parts 5
Complete, First published Oct 22, 2015
Daviss terjangkit penyakit aneh, dia merasa lidahnya iritasi setiap kali tidak bertengkar dengan Reina, gadis berambut ikal itu.
  
Matanya terasa panas setiap kali melihat Reina dekat dengan Tom Wignel. Dadanya sering berdenyut nyeri setiap kali melihat gadis itu menangis. Pada akhir pekan lalu Daviss pergi ke dokter untuk memeriksakan penyakit anehnya itu, namun dari hasil check-up ia justru tak memiliki penyakit apapun.
  
Daviss bertanya pada Theo, sahabat karibnya, namun jawaban Theo malah menyulut emosinya. "Sepertinya kau jatuh cinta padanya, mate."
  
"APA??? BISA KAU ULANGI?!"

"Sepertinya kau jatuh cinta pada Reina."

"Hahaha..." Daviss terkekeh, "Kau sudah gila, Theo. Aku tidak menyukai si darah lumpur itu! Aku hanya... merasa lucu setiap kali melihatnya mengamuk dengan wajah merah padam dan pipi menggembung."

Theo memutar bola matanya, sepertinya dia harus mencari cara untuk menyadarkan sahabatnya itu, bahwa dia memang jatuh cinta pada Reina.
All Rights Reserved
Sign up to add Fated to Love You to your library and receive updates
or
#72western
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Special Customer [END] cover
Langit Tak Selalu Biru cover
Crush Satu Semester cover
Batas cover
Hypomone {ὑπομονή} || cover
Through the Lens [END] cover
Transmigrasi Istri Tuan Muda Jay (END) cover
Well Planned cover
Can I Eat Your Kidney? | sweetiejoo cover
FIX YOU cover

Special Customer [END]

20 parts Complete

Halo, Irvia. Saya kira kamu nggak akan datang lagi setelah dua minggu sejak terakhir kali kamu ke sini. Mungkin karena akhir-akhir ini kamu lagi sibuk dengan tugas dan kegiatan di kampus? Tapi saya senang akhirnya bisa lihat kamu lagi. Semoga harimu menyenangkan, Irvia. Enjoy your coffee! - E - ▪▪▪ Tiga kali berkunjung ke Kafe Alaska, Irvi selalu mendapatkan sebuah kertas kecil yang berisi tulisan singkat dari seseorang berinisial 'E'--yang datang berbarengan dengan kopi pesanannya. Anehnya, setiap kali datang, pesanan Irvi selalu diantar oleh pelayan yang sama. Tapi pelayan kafe itu bilang, penulis surat tersebut bukanlah dirinya. Lantas, siapakah orang iseng yang suka memperhatikan Irvi secara diam-diam? --- © February 2020 by Dinda Arula