Siapa yang tak mengenalnya, murid paling pintar, tampan dan bertalenta, ketua kelas, ketua OSIS, ketua PASKIBRA juga kapten tim basket sekolah. Sementara aku, aku bukan siapa-siapa, hanya wakil ketua kelas, wakil ketua PASKIBRA juga hanya sebagai anggota biasa dalam OSIS. Gadis yang mampu menolak untuk menjadi pacarnya? Namun pada kenyataannya, aku tak dapat berbuat apa-apa saat Fabian kembali ke sifat playboynya yang selalu membuat Livia menangis. Aku pun heran pada Livia dengan apa hatinya terbuat, ia selalu memaafkan Fabian padahal ia tahu Fabian telah mengkhianatinya berkali-kali. Ini juga yang membuatku lemah, aku tak mungkin merebutnya dari Fabian jika cintanya pada Fabian begitu besar. Aku hanya mampu memberi peringatan padanya hingga ia sendiri bosan dan melepaskan Livia.
1 part