Ketika aku menemukan cahaya melalui dirinya. Gadis pemilik mata yang indah. Perlahan hidupku berubah, tidak ada lagi telat masuk sekolah, tidak ada lagi tidur di UKS atau makan di kantin saat jam pelajaran Matematika dan Fisika. Perubahan itu juga dialami oleh keempat sahabatku. Seiring perlahan perubahanku perlahan juga Tuhan menitipkan sebuah rasa bersemayam di hati. Rasa yang tak biasa saat aku berada di dekat gadis itu. Namun, belum sempat rasa ini merekah aku harus lebih dulu memangkasnya. Demi sebuah alasan. Aku Fachri Mahira terpenjara oleh rasa hingga saat ini.