"Tania! Jelaskan apa yang kamu masak!" "Tania! Berapa banyak gula di dalamnya?!" "Tania! Lihat di depanmu!" "Tania!... Tania!... Tania!" Begitu terus sampai telingaku panas mendengar omelan darinya. Siapa lagi kalau bukan bule jadi-jadian macam dia! Tapi, semakin hari ke hari... "Tania..." "Tania..." "Tania..." Terdengar lebih lembut dari biasanya.