Cerita tentang bagaimana aku bisa berteman dan bertahan dengan seorang laki-laki yang dingin sepertinya. Karena yang aku tahu, aku menyesal karena tak mengungkapkannya sejak dulu hingga aku merasa kesepihan seperti ini. Aku tak perlu berpacaran atau menjalin hubungan yang lebih dari sebuah pertemanan, yang penting aku bisa menjadi temannya saja itu cukup.
Perasaanku bermula ketika aku mengagumi dirinya sebagai seorang teman.
Dia bernama Mark, tak perlu ku tuliskan namanya lebih lengkap. Aku bertemu dengannya sejak kelas 1 SMP . Kisahku bermula ketika kita menjadi teman dekat dan aku terjebak ke dalam perasaan yang lebih dari teman, dia seseorang yang terlihat sinis dan tak murah senyum. Dia juga terlihat seperti orang yang tak bersahabat, namun ketika kamu telah berteman dengannya, semua penilaian awalmu tentangnya patah seketika, karena Mark adalah seseorang yang baik dan asik meski itu tersirat.
Dia juga seorang cowo sederhana, dengan baju kaos dan celana kotak-kotak selutut dia tampak lucu bagiku dan menyemangatiku untk pergi les. Aku saja terlambat untuk sadar akan kebaikannya juga senyumannya yang jarang diberikannya. Yang aku rasakan saat ini, aku merindukannya dengan celana kotak-kotak dan baju kaosnya