“Apa mereka masih saling mencintai Oppa?” “Sepertinya.” “Kenapa dulu mereka berpisah?” “Aku tidak tahu.” Hye Rin menyandarkan kepalanya pada bahu Siwon, tidak merasakan udara dingin di sekitarnya. Mereka berdua duduk tanpa memperhatikan sekitarnya, Sungai Han yang beku dan salju yang hampir menutupi jalanan maupun kursi – kursi di sekitarnya. Mereka tengah membahas segala kejadian beruntun yang baru – baru ini mereka saksikan, di saat semua kejadia itu terjadi pada situasi yang benar – benar tidak sepantasnya. Cho Kyuhyun dan Park Hye Rin, menikah karena tiba – tiba dijodohkan oleh keluarganya, dan tanpa memiliki waktu untuk menolak ataupun berpikir mengenai maksud kedua orang tuanya Hye Rin saat itu hanya mampu menganggukkan kepalanya saja, menerima dengan pasrah semua yang orang tuanya katakan, untuk menikah dengan teman kecilnya selama ini. Disaat bersamaan Kyuhyun pun tampak tidak keberatan mengenai rencana para orang tua, laki – laki itu bahkan bertekad agar rencana pernikahanya dengan teman semasa kecilnya tidak akan gagal, apapun yang terjadi pernikahan itu tetap harus terlaksana. “Kita berpisah saja.” Pagi itu, dengan kesadaran penuh Hye Rin mengatakan kalimat perpisahan padanya. Kecewa, hanya itulah yang mampu Kyuhyun pikirkan dan menyalahkan seseorang adalah hal kedua yang terlintas dikepalanya. Choi Siwon dan Kim Jong Woon, dua orang yang sudah masuk kedalam orang – orang yang membuat Hye Rin akan pergi meninggalkanya dan Kyuhyun hanya bisa menggumamkan kekecewaanya pada Hye Rin tanpa mau menoleh lagi. Sampai melakukan hal – hal bodoh yang semakin membuatnya sepuluh langkah lebih jauh dari Park Hye Rin, gadis itu kecewa, istrinya meninggalkanya untuk selamanya. Tanpa memberinya kesempatan kedua.