"udah lah Hayes lu gausah jelasin apa-apa lagi. Lu sama Rowan aja sana, dia lebih baik daripada gue" ujar gue seraya berbalik badan hendak meninggalkannya. "tunggu!" Hayes menahan pergelangan tangan gue. Gue lantas menoleh, "apa lagi?" tanyaku lirih, menahan tangis. Aku juga tak menoleh padanya. "gue tanya sekali lagi ya, lo mau gak jadi pacar gue?" ujar Hayes to the point. Sontak aku melepaskan genggaman tangannya, tangisanku pecah seketika, aku lalu berlari meninggalkan Hayes yang masih terpaku di koridor sekolah dengan air mata berderai. "I LOVE YOU, TARR!" teriak Hayes dari jauh. Aku menoleh padanya, "ME TOO, HAYES!" teriakku balik.