Na ra melihat ke arah jendela, berharap sosok Jong woon ada di suatu tempat kini, setidaknya gadis itu ingin melihat wajah Jong woon sebelum meninggalkan kota ini, bus mulai berlalu dari dalam terminal dan Na ra tidak melihat sosok Jong woon kini, Na ra mulai menyandarkan tubuhnya pada kursi bus itu untuk duduk nyaman, terdapat sebuah pesan dari handphonnya
"bukalah jendela di samping tempat duduk mu" pesan Jong woon di layar handphone itu, dengan cepat Na ra membuka jendela bus itu, dapat Na ra lihat Jong woon berdiri di samping mobilnya sambil membawa kertas besar berukuran A3 bertuliskan
"HATI-HATI Song Na ra, dan MAAFKAN AKU"
Na ra tersenyum ke arah Jong woon, matanya berkaca-kaca, tangannya melambai ke arah Jong woon tanpa mengucapkan sepatah kata pun, mungkin diamnya Na ra adalah wujud kekecewaan itu pada Jong woon saat ini,
Menikah dengan ayahnya sendiri?
Jika ada keluarga yang paling gila, itu adalah keluarga Anathama, keluarga dengan peraturan dan tradisi tak masuk akal, harus menikah dengan yang sedarah, yang sayangnya dianggap normal bagi Anathama.
Cinta bukan pilihan, tapi takdir yang harus diterima. Dalam tradisi kelam ini, seorang cucu harus memilih antara melawan takdir atau terjerat dalam permainan keluarga yang mematikan.
Selayaknya permainan dadu, setiap putaran yang acak seakan memiliki pilihan yang sama, yang tanpa sadar merenggut kebebasan Samantha, yang dipaksa menikah dengan ayah kandungnya.
Anathama tak pernah sudi jika darahnya ditoreh darah dari keluarga lain, sekalipun keluarga itu bangsawan kelas atas.
Apakah Anathama bisa dihancurkan?
Apakah tradisi gila yang turun temurun itu bisa dilengserkan?