Suara piano menggelegar memenuhi ruang bercat putih disudut rumah yang seperti mati, tidak ada gelak tawa, tangisan, candaan, bentakan atau apapun yang bisa membuat rumah itu bernyawa hanya ada suara piano yang dimainkan namja berpakaian serba hitam. Tidak ada senandung yang keluar dari mulutnya yang seakan bisu, hanya jari-jarinya yang menari indah diatas tuts-tust piano yang memandangnya kelu. Namja itu tak menghiraukannya, dia tetap bermain dengan benda mati yang mengalunkan melodi indah. Lagu apa yang dimainkan pria itu? Tidak ada lagu yang dia mainkan, dia hanya menyeret tangan-tangannya menari mengikuti not not yang tercetak dihatinya. Namja itu menenggelamkan indah matanya dibalik kelopak, sedetik itupun bertubi-tubi perasaan menyesakkan menerjang, menghujam, menikam, dan mencabik semua organ yang Tuhan ciptakan untuknya tanpa rasa kasihan, tak memberikan cela secarcikpun untuk sekedar menghirup oksigen yang dia butuhkan. Sekelibat potongan-potongan klise terpampang diotaknya dan bergerak seperti film pendek yang mampu membuatnya berhenti untuk bernafas.All Rights Reserved
1 part