Story cover for Survival Till Die! by Gemarggzka10
Survival Till Die!
  • WpView
    Reads 2,118
  • WpVote
    Votes 469
  • WpPart
    Parts 9
  • WpView
    Reads 2,118
  • WpVote
    Votes 469
  • WpPart
    Parts 9
Ongoing, First published Dec 05, 2015
Adalah kisah tentang para manusia yang bertahan hidup dari berbagai rangkaian serangan yang disebabkan oleh 'mayat hidup' yang tidak teridentifikasi. Tidak diketahui asal muasalnya, apa yang menyebabkannya dan jenisnya.

Akan banyak kisah yang akan di ceritakan. Mulai dari strategi untuk bertahan hidup, jika tidak ingin mati maka bertahan harus berkelompok dan percintaan disaat situasi yang genting. 

Intinya, bertahan hiduplah jika kau bisa. Bertahan hidup selama mungkin adalah tujuanmu. Seluruh pelosok negeri telah hancur. Tak ada cara untuk kabur. Cobalah untuk BERTAHAN HIDUP SAMPAI KAU MATI!
All Rights Reserved
Sign up to add Survival Till Die! to your library and receive updates
or
#13great
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 8
Bumi Kelabu cover
Living Death cover
Satu-satunya pasangan wanita favorit di hari-hari terakhir cover
Akhir Bumi dengan Sistem: Awal cover
Silent Prison  cover
THE FIRST FALL | JENLISA cover
(END) Mitra Wanita Dari Serangan Balik Hari Terakhir  cover
Ujung Yang Tersisa (The Edge of What Remains) cover

Bumi Kelabu

7 parts Ongoing

Hampir seabad berlalu sejak perang nuklir mengakhiri peradaban. Dunia kini bukan lagi tempat bagi kehidupan, melainkan reruntuhan yang kelam dan membusuk. Langit tak lagi biru-hanya abu-abu yang pekat, menelan mentari dalam tirai kabut nuklir yang enggan sirna. Tidak ada warna yang tersisa, hanya bayangan. Kadang, jeritan datang dari kejauhan-ratapan memilukan dari mereka yang telah kehilangan jiwanya. Tangisan bercampur amarah liar, bergaung di antara puing-puing yang membisu. Lita menelusuri jejak kakaknya di dunia yang telah menelan harapan, menempuh perjalanan panjang yang penuh liku dan bahaya. Ia menyusuri kota-kota mati, hutan beku, dan jalanan sunyi yang menggema dengan langkah mereka yang masih hidup dan raungan mereka yang seharusnya sudah tiada. Di setiap persimpangan, ia menemukan dua jenis manusia-mereka yang masih menggenggam kebaikan dan mereka yang telah kehilangan kemanusiaannya. Beberapa menjadi sekutu, memberi harapan di tengah keputusasaan, sementara yang lain melihatnya sebagai mangsa. Setiap hari adalah pertarungan, bukan hanya melawan dingin, kelaparan, dan rasa takut yang terus membayanginya, tetapi juga menghadapi kengerian yang mengintai dalam gelap. Pencarian ini bukan hanya tentang menemukan kakaknya, tetapi juga tentang bertahan hidup dalam dunia yang tak memberi ampun.