fivesos receh • fivesos
  • Reads 25,645
  • Votes 2,474
  • Parts 17
  • Reads 25,645
  • Votes 2,474
  • Parts 17
Ongoing, First published Dec 10, 2015
"Lah anjir biasa aja dong."

"Lah apaansi lu gajelas."

"Receh lu semua." 

Cuma percakapan anak-anak pepsos sama fans-fans nya yang cukup beruntung buat satu grup sama mereka. Isinya? Cuma jokes receh antara banyak orang yang sikapnya receh. Gangerti? Sama.

Udah baca aja kenapa sih, sayang?


a fivesos humor fanfiction (ft. ringgofive & the groupie fam)

© 2015, fivesos receh by -swirlingsea | All right reserved.
All Rights Reserved
Sign up to add fivesos receh • fivesos to your library and receive updates
or
#4335sos
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
After Graduation cover
He Fell First and She Never Fell? cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
BABY CHANIE cover
Rafa  cover
The Best Of Miracle cover
antagonis wife [TERBIT] cover
Kesayangan Bunda cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.