Pandanganku pada langit kelam. Cahaya rembulan meredup seakan mulai ditelan kegundaan. Aku terbaring sambil membayangkan mimpi yang tak bisa kubangkitkan. Mungkin awan hitam di atas sana tersenyum melawan badai yang menerjang. Namun sayang, hidupku tak serupa senyumnya. Dunia yang fana, tapi bagiku semua hanyalah fatamorgana. Keabadian cahaya bulan hanya mampu aku nikmati keindahannya, namun tak mampu kugenggam kuat, bahkan menyentuh pun aku tak sanggup. Siang malam pun bergantian, tapi kurasa siang seperti telah dimakan oleh awan-awan hitam malam yang kini selalu menggelapiku. Kata-kata tanya itu pun terbesit dalam pikiranku, kapankah ini semua berakhir, Tuhan? Ataukah harus aku yang memulai untuk mengakhiri semuanya dengan caraku sendiri? Aku bingung Tuhan.. Aku bingung untuk memilih.. Antara Cinta, Nafsuku sendiri, atau Tuntutan hidup yang harus aku penuhi? Seks memang kebutuhan terdasarku, Uang juga kebutuhan segalaku, Tapi aku mencintainya setulusku. Namun, ternyata aku mencintai dia yang sangat jauh dari kebutuhanku. Bagaimana ini? Aku dihadapkan pada lingkaran masalah yang baru lagi. Lalu, aku pilih yang mana? .............. (Baca selengkapnya...) ***** [PERHATIAN: Cerita ini mengandung unsur adegan dewasa, Penulis sangat berterima-kasih kepada Pembaca yang mampu bijak dalam membacanya.] Salam hangat, ❤Ig: @dianitser_
6 parts