Hanya satu kata yang bisa aku ucapkan sekarang, yaitu BENCI. Benci,benci dan benciii… walaupun Kecoa besar mengigit telingaku, walaupun anak-anak sekolah mengatai aku Ruben Onsu Wannabe,walaupun Pacarku selingkuh dengan Sahabatku sendiri. Lebih baik aku mengalami itu semua berkali-kali dari pada aku harus menerima Takdir terberatku didunia ini. Takdir Tuhan yang benar-benar membuatku menderita. Takdir Tuhan yang membuatku tersiksa, tersiksa karena tidak bisa merasakan Cinta Sejati. Dan orang yang menjadi Takdir terberatku adalah Dia . . . My ‘father’.