hela nafas panjang. . bak menghisap waktu ke dimensi lain. tanpa tujuan mata memandang. . raga tak berkutik, fikiran yg sedang bermain. ~~~~~ Malam kelam tanpa bintang. Di sudut kamar seorang wanita berparas cantik nan menawan sedang meratapi nasib cintanya yang begitu memilukan. Mata yang sembab, pipi yang basah dengan rona merah, tampilan yang menyedihkan untuk kisah cinta menyedihkan. Naya Aina namanya, pemilik mata besar lengkap dengan bulu matanya yang lentik dihiasi alis mata yang melekuk dengan ketebalan sempuran. Dengan tinggi dan berat badan ideal lengkap berbalut kulit kuning langsat yang sehat. Anugerah Tuhan tentang keindahan fisiknya yang nyaris sempurna ternyata tidak seindah kisah cintanya. Delapan tahun hidup dengan rasa cinta pada satu pangeran yang sama, satu nama yang sama, satu hati yang sama. Raditya Arrasya Saadan. Hanya satu nama. Tanpa pernah godaan yang begitu banyak menghapus satu nama itu. Sampai saat ini, sampai ketitik puncak yang menurutnya benar-benar menyakitkan. Bagaimana tidak? Sekitar satu jam yang lalu, sebuah undangan pernikahan diantar ke rumahnya. Undangan pernikahan yang bertuliskan satu nama yang bahkan tak pernah berpindah tempat satu mili meter pun dari hatinya. Bukan hanya itu, satu hal lagi yang membuatnya merasa seolah-olah pedang yang telah diasa ribuan tahun menusuk hatinya, lalu ditikam lagi dengan anak panah berapi, dan kemudian disiramkan air garam padanya. begitu menyakitkan, sangat pilu yang Ia rasakan. Ketika membaca nama mempelai wanitanya. Putri Tania. sungguh malam yang panjang dan menyakitkan. Putri adalah sosok wanita yang telah lebih dari dua belas tahun bersama Naya. Melewati manis pahitnya kehidupan bersama. Dari masa sekolah hingga saat ini. Bagaimana Naya menjalani kenyataan hidupnya yang menyakitkan? Mengapa bisa seorang sahabat seperti Putri menjadi sembilu yang mencakar hati? Lalu apa yang terjadi pada persahabatan Naya dan Putri di kemudian hari?All Rights Reserved
1 part