Aku hanya bisa terpaku ketika bibirnya sudah menempel di atas bibirku dan melumatnya dengan lembut. Hanya seper sekian detik sebelum suara denting lift terdengar, dia melepaskan ciumannya. Mata sipitnya yang tajam masih tetap mengawasiku. Itupun sudah membuat wajahku merah padam dan kakiku lemas seketika.All Rights Reserved