Bulan tertegun. Gedung berlantai tujuh yang ada di hadapannya membuatnya tak bisa berkedip. Ya, Tuhan...apa saja yang sudah kulakukan? Aku bekerja disini? "Ayo, Bulan! Sebentar lagi jam delapan, Jangan sampai terlambat!" tegur ayah sambil membuka sitbelt yang melilit tubuhnya. Dia sudah hendak membuka pintu mobil ketika melihat Bulan yang hanya diam tak bergeming di tempatnya. "Bulan, kamu kenapa?" "Apa benar aku bekerja disini?" "Ya, kamu memang bekerja disini." Bulan tercengang. Masih belum melepas pandangannya dari gedung di depannya. Aku baru terbangun beberapa hari yang lalu dan Tuhan sudah menyuguhiku keajaiban. Pertama, seorang pria tampan yang mengaku sebagai kekasihku. Dan sekarang, sebuah pekerjaan.