Bagas & Shinta

Biarlah hanya dinding kamarku yang tahu tangisanku setiap malam. Tak perlu orang lain tahu betapa terpuruknya aku di setiap helaan nafasku. Cukuplah airmata dan isak tangisku yang menjadi saksi kegundahan hatiku. Yang harus kulakukan hanyalah menyunggingkan senyuman di bibirku untuk menutupi pedihnya hidupku. Tak peduli itu senyuman palsu atau tidak, toh orang lain tidak akan menyadarinya. Aku tidak mau terlihat lemah dan dikasihani banyak orang.
-Shinta Larasasti-

Aku tahu kau tidak pernah baik-baik saja. Aku tahu kau hanya menampilkan senyum palsumu untuk menutupi kegetiran hidupmu. Aku tahu kau begitu terpuruk di setiap helaan nafasmu. Aku bisa melihat tatapan kosong dari matamu, seolah tidak ada lagi asa untuk melanjutkan hidupmu. Aku berjanji dalam hatiku, untuk membahagiakanmu, menghapus senyum getirmu menjadi senyum manis penuh harapan di bibir mungilmu.
-Bagas Adiwardhana-