Menjalani hubungan berpacaran selama 2 tahun tidaklah mudah, sungguh. Banyak sekali halangan, rintangan, godaan...ah apalagi dia, banyak sekali yang menggodanya sampai aku pun bingung bagaimana bisa dia memilih aku daripada para fansnya itu. Dari awal aku tau, dia adalah orang yang baik kepada siapapun baik. Kecuali, memang orang lain yang mengusik dirinya, dia tidak tinggal diam dia akan mengeluarkan tanduknya, menyerangnya dengan ganas itulah dia. Ah out of topic, sorry... aku tau dia baik apalagi dari awal juga aku tau kalau dia memiliki banyak teman, yah teman perempuan misalnya. Toh awalnya aku tenang-tenang saja, namun entah mengapa akhir-akhir ini semuanya mengusikku, hatiku, pikiranku. Hingga titik akhirnya saat aku mengatakan semuanya.
"aku rasa kita sampai sini aja, aku capek kayak gini terus Ga" pintaku padanya saat aku mengajaknya bertemu hari ini, membicarakan semuanya dengan baik-baik.
"kalau itu mau kamu aku bisa apa Jun" aku bisa mendengar nada lirihnya disana. Oh Tuhan haruskah sesulit ini? Kami masih sama-sama saling mencintai, iya jujur saja aku amat sangat mencintainya ini juga pilihan yang sulit bagiku.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan