FINISHED
- unpublish sebagian -
.
Jere, 30 tahun, senior associate di sebuah firma hukum ternama; tampan, mapan, dan harusnya sudah bertunangan, kalau saja pacar (dan adiknya) yang sudah tinggal bersamanya (dan dibiayainya) tidak tiba-tiba hilang begitu saja, justru ketika dia berniat menjadi pria yang lebih baik dan ingin serius mempunyai hubungan.
Jadi, bagaimana lagi? Mungkin memang Jere ditakdirkan untuk menjadi kasar, keras kepala, sedikit perfeksionis dan tidak punya perasaan pada wanita selain adiknya? Karena toh, saat dia ingin berubah menjadi pria baik-baik, hidup 'mengarahkannya' kembali ke jalan lamanya.
-
Em, 26 tahun, sekretaris, berkeinginan kuat, dan percaya bahwa kodrat wanita bukan hanya di dapur atau mengurus anak. Ingin menunjukkan kalau wanita bisa sukses dan harus terus belajar, agar memiliki pengetahuan luas dan tidak diremehkan oleh orang lain, apalagi pria.
Tapi, bagaimana ya? Apa belajar tentang orang lain, kali ini tentang pria, dan mungkin alasan pria itu bisa berlaku seenaknya terhadap wanita, juga merupakan sesuatu yang perlu dia ketahui? Perlu dimengerti? Bagaimana kalau itu membuatnya menjadi wanita yang hanya akan di dapur atau mengurus anak?
-
-
My very first online-published script which is not a fanfiction. Some of the pages might or will contains mature content for 18+, which will be private, so you should follow me to read it.
.
Start: 18 Januari 2016
Finish: 30 September 2017
[CERITA LENGKAP]
Ini akan menjadi sangat menyenangkan!
Bagaimana mungkin?! Tidak ada angin, tidak ada hujan, seorang perempuan yang ternyata adalah istri dari mantan suaminya, datang ke kantor Anggun, serta memintanya untuk menjadi pengacara di perceraian mereka.
Anggun tertawa sinis menatap berkas perkara yang perempuan tadi ajukan.
'Sudah tidak ada kecocokan.'
"Huh alasan klasik!" Rutuknya.
Toh tidak ada pasangan yang cocok seratus persen bukan? Jadi pada intinya, tinggal bagaimana pasangan saling mempertahankan. Atau bisa jadi, sebenarnya sudah ada orang ke tiga.
"Hha!" Lagi-lagi perempuan itu tertawa.
"Ternyata, bajingan itu kembali memakan korban."
"Dasar pengkhianat!"