"Gimana perasaan kamu sekarang?" Ucap Maya.
"Nggak tahu, nggak bisa digambarin, kayaknya aku keseringan denger cerita orang-orang dikantor, sampe akhirnya kejadian deh sama diriku sendiri" Balas Andin sambil menahan emosi yang mulai meluap, dirinya seperti ingin menangis.
Maya pun memeluk Andin seraya berkata "Ndin, udah ditumpahin aja semua sekarang, disini, hari ini, terus cukup deh, jangan sampe kebawa pulang, yahh, cup cup".
"...." Andin hanya diam dan pada akhirnya menelungkupkan kedua telapak tangan ke mukanya. Maya bergegas memeluknya.
Andin meluapkan segala perasaanya kedalam tangisan. Hanya bayangan 10 tahun lalu yang menghampiri ingatannya. Dia kembali bertemu lagi dengan sosok yang menurutnya menyelamatkan hidup, memberi semangat dan membuatnya bahagia menjalani kehidupan. 10 Tahun lalu, Baginya dipertemukan dengan laki-laki yang sama sekali tidak dikenal dalam perjalanan, namun bersedia menemaninya adalah anugrah Tuhan yang luar biasa. Pendakian ke puncak Gunung Tertinggi se-Jawa membuatnya sadar, bahwa masih ada orang-orang yang mencintainya. Di hari-hari itu, bulan-bulan berikutnya setelah pendakian dia sungguh merasa bahagia, rasanya seperti benar-benar menikmati hidup, hingga sampai pada satu waktu, sosok itu mengungkapkan perasaannya. Semua menjadi berubah, kacau dan hingga hari ini rasanya seperti kebodohan di masalalu sedang menyelimuti pikirannya.
*****
Siapa gerangan sosok yang membuat hidup Andin yang selama ini tenang menjadi rumit kembali?
Kenapa sosok laki-laki ini bisa membuat seorang Andin -yang menurut Maya(sahabat dekat) adalah perempuan yang nggak baperan dan selalu kelihatan kuat ini jadi melankolis begini?
Bagaimana sebenarnya kisah mereka? Apakah mereka pernah mempunyai perasaan semacam "cinta" atau mungkin hanya cerita balas budi selama pendakian?
Bagaimana kisah mereka dalam melakukan pendakian di puncak tertinggi se-Jawa?
*****
Selamat menikmati kisah mereka....
"Bukan gimana-gimana nih Pak.. Saya minta maaf banget ini sebelumnya. Tapi Bapak janji jangan ajuin mutasi saya ke HRD ya Pak"
"Kamu mau ngomong apa?"
"Anu.. itu Pak, saya nolak Bapak!" kedua mata Adena terpejam erat sesaat setelah menyelesaikan ucapannya. Siap mendengar teriakan, ancaman, ataupun makian dari Bos-nya itu karena ucapan paling kontroversialnya tadi.
Namun dua menit berlalu, memaksa Adena membuka sebelah matanya ketika di rasa tidak ada respon yang di lontarkan Gaharu.
Tatapan dan mimik muka Gaharu hanya datar. Tak sedetikpun berpaling. Terus menatap ke arah Adena.
Atmosfer mulai terasa dingin. Membuat Adena buru-buru menundukkan kepalanya, memutus kontak mata dengan Bos-nya itu.
"Bapak bisa anggap ucapan saya yang tadi Prank kok kalo Bapak merasa terganggu"
Let's check and vote!