Aku mencintaimu dan kamu mencintainya. Sejak saat itu dan sampai detik ini, hal itu tak pernah berubah. Disaat aku memberikan perhatian penuh padamu, kamu menolak. Bahkan tak kamu hargai. Seakan lupa atas janji yang terucap di mulutmu. Mencari celah di hatimu, tetapi semua sudah tertutup rapat. Setitik jalan pun tak bisa kumasuki. Karena di dalamnya sudah terisi penuh oleh permata indah di sudut kota ini. Aku memang bodoh. Aku tak bisa membedakan antara cinta dan pelarian. Aku menunggu fajar untuk meminta kejelasan. Tetapi, mentari tak kunjung menampakkan sinarnya. Karena kamu yang tiba-tiba menghilang.