Hi^^ Ini postingan pertama aku tapi aku hanya sebagai editor sih, pengarang cerita ini namanya Thiara Putri Sundari, dia teman sekampus aku dan cerita ini selesai tanggal 13 Desember 2014. So, Happy reading^^ thanks ***** Seoul, Desember 2013 Gadis berkulit pucat itu terus menatap bangunan putih besar dan kokoh. Entah keberapa kalinya ia kembali mengunjungi tempat tersebut. Dengan susah payah ia menggerakkan kursi rodanya memasuki bangunan besar yang berdiri dihadapannya. Indra penciumannya selalu lekat dengan aroma obat-obatan yang begitu menusuk. Ia benci berada di tampat ini, bau obat-obatan yang membuatnya sulit untuk bernapas, dan satu hal lagi yang ia benci adalah fakta yang tak bisa dihindari yang membawanya kesini. Ia terus menggerakkan kursi rodanya menyusuri lorong-lorong rumah sakit ini. Maniknya menatap lurus kedepan hingga ia berhenti tepat di depan ruangan yang tidak asing lagi. Ia menatap dalam diam ruangan yang dihadapannya. Telinganya dapat mendengar dengan jelas bunyi alat pendeteksi detak jantung dari ruangan serba putih itu, matanya menatap sayu sosok yang terbaring tak berdaya dengan beberapa alat yang ...... entah ia juga tak tau apa nama alat-alat itu. Yang ia tau, alat-alat itulah yang selama ini menunjang kehidupan sosok di dalam sana. Disinilah ia berada, menatap sosok tersebut dari balik jendela kaca ini. Memorinya kembali memutar kejadian beberapa bulan yang lalu. ***** tungguin lanjutan ceritanya ya hehehhe