- Novel ini telah diterbitkan oleh Gramedia -
Sinopsis
Begitu menginjakkan kakinya di rerumputan, Echa memejamkan matanya sejenak dan menghirup nafas dalam-dalam. Saat udara bersih itu memenuhi rongga hidungnya, Echa tersenyum puas. Senangnya jika bisa menghirup udara sesegar itu tiap hari.
"Lo ngapain, Cha? Lagian buat casting iklan? Kok posenya kayak gitu?"
Mata Echa langsung terbuka mendengar suara yang sudah amat dikenalnya itu. Dengan sinis, Echa melirik Evan yang entah kapan berada di depannya.
"Lo lagi, lo lagi. kenapa sih lo selalu muncul di deket gue? Lo ngefans ya sama gue? Nggak bisa ya sebentar aja nggak deket sama gue?"
"Gue punya radar terhadap orang-orang aneh, Cha. Makanya kalau ada yang aneh, gue bakal cepet samperin."
"Maksud lo, gue termasuk orang aneh gitu?"
"Menurut lo, aneh nggak kalau lo merem-merem nggak jelas di saat semua anak yang lain pada sibuk angkat-angkat barang?"
Sepanjang masa SMU nya, belum pernah Echa membenci seseorang seperti dia membenci Evan. Sejak awal pertemuan mereka, Evan tak henti-hentinya mengganggu hidupnya. Maka itu, Echa menjadi bingung setengah mati saat tiba-tiba Evan mengungkapkan cinta padanya lewat sebuah puisi. Dan Echa bertambah bingung saat menyadari dirinya ternyata juga mulai menyukai Evan, sementara puisi Evan ternyata hanyalah salah satu trik Evan untuk mengganggu hidupnya...
As Dallas and Drayton navigate life in the spotlight, Spencer is navigating intense feelings for Nathan - her best friend's brother.
*****
Dallas and Drayton are planning their wedding, talking babies and learning how to navigate life in LA now that Drayton is a hotshot football player in the big leagues. Meanwhile, Spencer and Nathan are back at home in Colorado, coming to terms with their feelings for one another and learning how to co-parent with Grayson, the father of Spencer's daughter. Will the realities of adult life strengthen them - or will their relationships break?
[Sequel to The QB Bad Boy and Me]
[[word count: 150,000-200,000 words]]