Lee Min Hoo Saranghamnida
  • Reads 780
  • Votes 12
  • Parts 1
  • Reads 780
  • Votes 12
  • Parts 1
Ongoing, First published Jan 30, 2016
Tok.. Tok.. Tok!!! terdengar suara pintu kamarku diketuk. Saat itu hariminggu pukul 6 pagi. Namun aku masih betah di dalam kamar tanpa beranjak dari tempat tidur. Seperti biasa aku sedang asyik melihat-lihat foto Minho oppa di laptop yang jumlahnya sudah tak terhitung. Aku memang fans beratnya Minho oppa foto-fotonya yang dipajang hampir memenuhi seluruh dinding kamarku. Aku selalu bermimpi suatu saat bisa ketemu dia secara langsung, bisa foto bareng plus minta tanda tangannya. Memang bukan cuma aku yang ngefans sama Lee Min Hoo, tapi di antara teman-temanku cuma aku yang ngefansnya sampaitergila-gila begini."Icha kamu masih tidur?" tanya mama dari balik pintu,"Nggak kok Ma aku udah bangun dari tadi.." jawabku sambil menyimpan laptop ke atas meja belajar."Cepetan keluar Cha bantuin Mamamasak nih!!""Okeee siap Ma, I am comiiiiingg..!!!" aku pun segera ke luar kamar dan bergegas menuju dapur tempat mama masak."Umm..nasi goreng sosis ya Ma? wangii bangett.." tanyaku sambil mengendus-endus
All Rights Reserved
Sign up to add Lee Min Hoo Saranghamnida to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
1, Bunga di Taman Hati by NihlAisha
116 parts Complete Mature
"Fabian..." Mami menatapku. "Yakin, Ian mau kalau dijodohin?" "Kalau semua ikhlas, aku yakin, Mi." Aku terus menatap mata ibuku. "Sayang, kamu sudah dijodohkan sejak sebelum kamu lahir." Aku tersentak. Tergugu tanpa kata. Tanpa bisa kucegah, aku memasang wajah bodoh. "Cerita singkatnya, jodoh Ian ini cucu teman Opa." "Gimana bisa?" Aku masih memasang wajah bodoh itu. "Waktu Opa dan temannya Long March Divisi Siliwangi, mereka berdua terpisah dari rombongan, lalu kena ranjau darat. Pas masa kritis kayak gitu, mereka sepakat mau ngejodohin anak-anaknya atau cucu-cucunya." Mami membuka tasnya. Mengambil selembar amplop lalu menyodorkan amplop tersebut ke arahku. "Ini foto calonnya." "Aku setuju, Mi." Aku tetap menatap wajah Mami. "Ian nggak lihat dulu anaknya?" "Aku yakin sama pilihan Mami. Apalagi ini kesepakatan semua." "Ian lihat dulu deh..." Meski merasa tak butuh melihat wajah yang tersembunyi di balik itu, tetap saja akhirnya kubuka amplop tersebut. Haahhh??? "Mami...??" Kupandang wajah Mami dengan wajah bodohku yang terbaik, yang terbodoh. "Nggak salah nih, Mi...?" "Kenapa? Ian berubah pikiran?" "Masih ABG beginiii...!!!" "Oh... itu foto dia masih kelas X." "Sekarang?" "Balik foto itu," perintah Mami tegas. Perlahan kubalik foto itu. Kembali aku terkesiap. "Mami...?" Kupasang wajah bodohku sekali lagi. "Ini beneran?" "Ya benar lah." "Ini mahasiswa aku, Mi.... Sekarang tingkat satu. Tahun depan pasti masuk kelas aku." "Sepertinya begitu," jawab Mami maklum. "Ada masalah dengan itu?" Aku tergugu. Namun aku merasa harus bertanya. "Mi, dia mau sama aku? Dia mau dijodohin sama dosennya?" "Nah, pertanyaan bagus." Mami menepuk bahuku. "Dia sama sekali tidak tahu soal perjodohan ini. Jadi sekarang bola di tangan Ian. Kamu mau bawa ke mana bolanya. Terserah." Haaahhh??? ***
Ketua Osis by milaaysh
73 parts Complete
"HAAAAAAAAAAI,nama gue Johan Alexean,panggil aja Kak Alex"ucap Kak Alex sok ramah. Gue natap dia pake tatapan gasuka Dia ngelirik gue Kak Alex,iya,ngelirik gue. Tapi ekspresi gue cuma datar Ya mungkin aja kalo Kak Alex ngelirik ke yang lain,mereka udah jerit jerit sendiri. Gue mah ga,apaan cowo kek gitu disukain,ogah. Bukan tipe,sorry. "Naah,hari inii osis mau ngasih tau informasi tentang seputar MOS tiga hari yang rencananya mau dimulai besok hari. Untuk informasi,Kak Alex bakalan ngasih tau semuanya kok,jadi tenang aja ya buat para fans Alex hahahahaha" "Ih apaan coba Kak Darren"gumam gue. Ya masa yang ngasih informasi Kak Alex Kenapa ga dia? Kak Darren mundur beberapa langkah dari Kak Alex Gue mandang cuek muka Kak Alex "Soo,gue selaku ketua osis mau ngasih tau informasi seputar kegiatan MOS kalian yang bakalan diadain mulai besok,tapi sebelum gue ngasih tau semuanyaa,kakak boleh nanya satu hal ga ke kalian semua?" KETUA OSIS? YANG BENER AJA. Gue nganga sebentar. Semuanya pada ngebolehin Kak Alex nanya satu hal,dasar pada nurut aja Eh,apaan si lo Cas,biarin laah orang dia ketua osis juga. "Kalo boleh tau,yang sekarang kakak tunjuk namanya siapa ya?"tanya Kak Alex. Gue yang ngelamun pun jadi ngerasa ditunjuk sekaligus diliatin banyak orang Gue sadar dari lamunan gue Dan- Sekarang muka gue cengo. "Cassieee cassieeeeeee lo ditanyain anjir,licik lu" Renia ngegoyang goyangin badan gue Sementara gue merhatiin jari telunjuk Kak Alex yang tertuju ke arah gue Terus gue ngeliat mukanya "Hah?" Ini gue kok berasa kek orang goblok ya? Pls. Kak Alex naikin kedua alisnya sambil senyum sok ganteng "Nama lo siapa?"ulangnya. Gue melongo dikit,gue masih jaga image jadi ya melongonya dikit aja kali ya,bhak. "Gu-gue?"tanya gue yang sekarang nunjuk gue sendiri.
Bunda taehyung~~KOOKTAE by JeonJjkth9795
15 parts Complete
"Tata banguin ayah nak!" " Iya bunaa" teriak sekecil Yaa dia kim/jeon taeguk yg dipanggil tata dia ank angkat taehyung dan jungkook. " aya banun aya kata buna banun suluh mamam"tata ters mengguncang kan tubuh ayah nyaa. "Tata iya ayah bangun." "Pagi sayang" sapa jungkook "pagi jung" Taehyung menghampiri kekasihnya dan membenarkan dasi jungkook. "Jung ceptan kamu sarapan nanti telat kamu kekantornya." Kata taehyung yg selesai membenarkan dasi nya. "Hmm." "Tata mau makn pakai apa nak?." "Tata au pate nudet cama cucis buna." Pekik sekecil , taehyung langsng menyiapkan makan sekecil dan membrikan nya kepada tata Jungkook kini sudh selesai sarapan nya dan langsng menghampri taehyung dan tata jungkook mencium bibir dan kening taehyung dan lanjut cium putra nyaa. Upss calon putra nya. Selasai sarapan tata dan taehyung menghantar jungkook ke depan rumahnya. "Aku berangkat dlu yaa." Kta jungkook dan langsng mencium bibir taehyung ." Yaa kamu hati-hati bwa mobil nya nanti istirahat mau dimaskin apa?" Tanya taehyung "Apa aj yg pentng kamu yg mask." "Tata ayah berangkat dlu yaa jangan nakal loh." Kta jungkook dan memeluk putra nya "Iya aya tata nda natal th." Jungkook hanya tersenyum melihat nya "Yaudh aku jaln dlu ya." Kta jungkook dan langsng msk kemobil nya . "Dadah aya." Seru sikecil , jungkook pergi dan kelakson kan mobil nya. Sekarang taehyung dan tata sudah didalam rumah "Tata mandi yuk nanti kita kerumah grandma." Ajak taehyung dan langsng di anggukan dengan semangat oleh si kecil. Huwaaaa ada yg mau mampir klo mau jgan lupa vote and komen yerobun😙🤗 #jjkth
You may also like
Slide 1 of 10
1, Bunga di Taman Hati cover
nyaman-jjk cover
The Ghost Remedy (JAEHAN YECHAN OMEGA X) cover
Ketos Park Jisung & Me cover
Ketua Osis cover
HatiKu Hanya Untuk Kakak KelasKu "JJK" cover
MY BOS IS MY (HUSBAND)-(YIZHAN) (END)✔️ cover
The Untold Word cover
PAPARAZI cover
Bunda taehyung~~KOOKTAE cover

1, Bunga di Taman Hati

116 parts Complete Mature

"Fabian..." Mami menatapku. "Yakin, Ian mau kalau dijodohin?" "Kalau semua ikhlas, aku yakin, Mi." Aku terus menatap mata ibuku. "Sayang, kamu sudah dijodohkan sejak sebelum kamu lahir." Aku tersentak. Tergugu tanpa kata. Tanpa bisa kucegah, aku memasang wajah bodoh. "Cerita singkatnya, jodoh Ian ini cucu teman Opa." "Gimana bisa?" Aku masih memasang wajah bodoh itu. "Waktu Opa dan temannya Long March Divisi Siliwangi, mereka berdua terpisah dari rombongan, lalu kena ranjau darat. Pas masa kritis kayak gitu, mereka sepakat mau ngejodohin anak-anaknya atau cucu-cucunya." Mami membuka tasnya. Mengambil selembar amplop lalu menyodorkan amplop tersebut ke arahku. "Ini foto calonnya." "Aku setuju, Mi." Aku tetap menatap wajah Mami. "Ian nggak lihat dulu anaknya?" "Aku yakin sama pilihan Mami. Apalagi ini kesepakatan semua." "Ian lihat dulu deh..." Meski merasa tak butuh melihat wajah yang tersembunyi di balik itu, tetap saja akhirnya kubuka amplop tersebut. Haahhh??? "Mami...??" Kupandang wajah Mami dengan wajah bodohku yang terbaik, yang terbodoh. "Nggak salah nih, Mi...?" "Kenapa? Ian berubah pikiran?" "Masih ABG beginiii...!!!" "Oh... itu foto dia masih kelas X." "Sekarang?" "Balik foto itu," perintah Mami tegas. Perlahan kubalik foto itu. Kembali aku terkesiap. "Mami...?" Kupasang wajah bodohku sekali lagi. "Ini beneran?" "Ya benar lah." "Ini mahasiswa aku, Mi.... Sekarang tingkat satu. Tahun depan pasti masuk kelas aku." "Sepertinya begitu," jawab Mami maklum. "Ada masalah dengan itu?" Aku tergugu. Namun aku merasa harus bertanya. "Mi, dia mau sama aku? Dia mau dijodohin sama dosennya?" "Nah, pertanyaan bagus." Mami menepuk bahuku. "Dia sama sekali tidak tahu soal perjodohan ini. Jadi sekarang bola di tangan Ian. Kamu mau bawa ke mana bolanya. Terserah." Haaahhh??? ***