Cukup aku mencintaimu saja dalam diam,
Lalu mematikan seluruh harap dalam dada,
Lantas sebait tanya mengusik benakku,
Pernahkah aku terlintas di pikiranmu saat kau tak rindu aku?
kau lihat jendela yang basah itu, Manakah yang lebih tabah,
'Hujan Bulan Juni' tuan Sapardi, Ataukah Hujan Rinduku yang membasahi sajak-sajak saat menuliskan tentangmu,
Selalu ada alasan, Mengapa aku ingin selalu menjadi bagian dalam hening do'amu,
Selalu itu tentang sebuah pinta akan cinta dan rindu yang takkan lekang,
Jalan ini sepi, Setelah karnaval pergi,
Tawa tangis melodrama cinta ada disana,
Meriah tersisa cuma jejak2 luka.
"Selamat tinggal, Anna."
Y/N, a simple woman, joins the deadly games to pay off debts after her mother's death. Young-Il, a heartless soul, controls the games, watching everything from afar while sipping on his glass of whisky.
But this year is different. When he spots Y/N, number 160, during the game of "Red Light, Green Light," he can't help but grow more obsessed with her.
The first game ends, and Young-Il decides it's time to join the games himself, meet her, and make her his forever. Not that he will allow anyone else to even look at her
But will Y/N really trust him?